Thursday, September 19, 2013

Manajemen SDM

sumber: google.com
Manajemen SDM adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Semua manajer membuat segala sesuatunya terselesaikan melalui upaya-upaya orang lain, sehingga diperlukan MSDM yang efektif. Trdapat lima area fungsional yang dikaitkan dengan MSDM yang efektif yaitu:

  • Penyediaan Staf, yakni proses yang menjamin suatu organisasi untuk sselalu memiliki jumlah karyawan yang tepat dengan keahlian-keahlian yang memadai.
  • Pengembangan SDM, yang terdiri atas pelatihan dan pengembangan; perencanaan dan pengembangan karir individu; pengembangan organisasi serta manajemen dan penilaian kinerja.
  • Kompensasi, yakni mencakup semua imbalan total yang diberikan kepada karyawan sebagai timbal balik untuk jasa mereka.
  • Keselamatan dan Kesehatan, yakni perlindungan bagi karyawan dari luka-luka yang disebabkan kecelakaan-kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan serta bebasnya para karyawan dari penyakit baik secara fisik maupun emosi;
  • Hubungan Kerkaryawanan dengan Perburuhan.
Salah satu teori yang berkaitan dengan Manajemen SDM adalah teori Maslow mengenai hirarki kebutuhan. Teori tersebut berkaitan dengan motivasi karyawan di dalam organisasi. Berikut adalah Teori Kebutuhan Maslow yang membagi kebutuhan atas lima tingkatan, yakni:

  1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak.
Untuk memotivasi kinerja karyawan pada tingkat ini, pemenuhan kebutuhan fisiologis lebih berarti. Tunjangan ekstra untuk konsumsi kebutuhan dasar akan lebih menggerakkan semangat kerja karyawani ini dibandingkan dengan nasehat tentang integritas individu dalam organisasi.

  1. Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan tingkat kedua adalah kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini terdiri atas perlindungan, kebebasan dari rasa takut, dan cemas; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
Untuk dapat memotivasi karyawannya, seorang manager harus memahami apa yang menjadi kebutuhan karyawannya. Bila yang mereka butuhkan adalah rasa aman dalam kerja, kinerja mereka akan termotivasi oleh tawaran keamanan. Pemahaman akan tingkat kebutuhan ini juga dapat dipakai untuk menjelaskan mengapa karyawan tertentu tidak suka inovasi baru dan cenderung meneruskan apa yang telah berjalan. Atau dipakai untuk memahami mengapa orang tertentu lebih berani menempuh resiko, sedangkan yang lain tidak.

  1. Kebutuhan sosial
Kebutuhan tahap selanjutnya adalah kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku.
Individu dalam organisasi menginginkan dirinya tergolong pada kelompok tertentu. Ia ingin berasosiasi dengan rekan lain, diterima, berbagi, dan menerima sikap persahabatan dan afeksi.

  1. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan tahap selanjutnya adalah kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik.
Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan. Individu pada level ini lebih membutuhkan tantangan yang dapat mengeksplorasi potensi dan bakat yang dimilikinya. Kebutuhan akan penghargaan ini jika dikelola dengan tepat dapat menimbulkan kinerja organisasi yang luar biasa.
  1. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan pada tingkatan tertinggi yakni kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.

Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Bila pada level kebutuhan sebelumnya, individu biasa dimotivasi oleh kekurangan, orang yang matang ini terutama dimotivasi oleh kebutuhannya untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan kemampuan-kemampuan dan kapasitas-kapasitasnya secara penuh. Bahkan menurut Maslow, istilah motivasi kurang tepat lagi untuk diterapkan pada kebanyakan orang yang berada di tahap aktualisasi diri. Mereka itu amat spontan, bersikap wajar, dan apa yang mereka lakukan adalah sekedar untuk mewujudkan diri, sekedar pemenuhan hidup sebagai manusia.

sumber: Mondy, R. W. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi 10, Jakarta: Erlangga dan http://id.m.wikipedia.org/

2 comments: