Manajemen SDM adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Semua manajer membuat segala sesuatunya terselesaikan
melalui upaya-upaya orang lain, sehingga diperlukan MSDM yang efektif.
Trdapat lima area fungsional yang dikaitkan dengan MSDM yang efektif
yaitu:
- Penyediaan Staf, yakni proses yang menjamin suatu organisasi untuk sselalu memiliki jumlah karyawan yang tepat dengan keahlian-keahlian yang memadai.
- Pengembangan SDM, yang terdiri atas pelatihan dan pengembangan; perencanaan dan pengembangan karir individu; pengembangan organisasi serta manajemen dan penilaian kinerja.
- Kompensasi, yakni mencakup semua imbalan total yang diberikan kepada karyawan sebagai timbal balik untuk jasa mereka.
- Keselamatan dan Kesehatan, yakni perlindungan bagi karyawan dari luka-luka yang disebabkan kecelakaan-kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan serta bebasnya para karyawan dari penyakit baik secara fisik maupun emosi;
- Hubungan Kerkaryawanan dengan Perburuhan.
Salah
satu teori yang berkaitan dengan Manajemen SDM adalah teori Maslow
mengenai hirarki kebutuhan. Teori tersebut berkaitan dengan motivasi
karyawan di dalam organisasi. Berikut adalah Teori Kebutuhan Maslow yang
membagi kebutuhan atas lima tingkatan, yakni:
- Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan,
minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak.
Untuk memotivasi kinerja karyawan pada tingkat ini, pemenuhan kebutuhan fisiologis lebih berarti. Tunjangan ekstra untuk konsumsi kebutuhan dasar akan lebih menggerakkan semangat kerja karyawani ini dibandingkan dengan nasehat tentang integritas individu dalam organisasi.
- Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan tingkat kedua adalah kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini terdiri atas perlindungan, kebebasan dari rasa takut, dan cemas; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
Untuk
dapat memotivasi karyawannya, seorang manager harus memahami apa yang
menjadi kebutuhan karyawannya. Bila yang mereka butuhkan adalah rasa
aman dalam kerja, kinerja mereka akan termotivasi oleh tawaran keamanan.
Pemahaman akan tingkat kebutuhan ini juga dapat dipakai untuk
menjelaskan mengapa karyawan tertentu tidak suka inovasi baru dan
cenderung meneruskan apa yang telah berjalan. Atau dipakai untuk
memahami mengapa orang tertentu lebih berani menempuh resiko, sedangkan
yang lain tidak.
- Kebutuhan sosial
Kebutuhan tahap selanjutnya adalah
kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki,
saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting
bagi perilaku.
Individu
dalam organisasi menginginkan dirinya tergolong pada kelompok tertentu.
Ia ingin berasosiasi dengan rekan lain, diterima, berbagi, dan menerima
sikap persahabatan dan afeksi.
- Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan tahap selanjutnya adalah
kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama
(internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri,
kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan
kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan
dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat,
perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik.
Kebebasan
atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa
ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan
ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang
karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan. Individu
pada level ini lebih membutuhkan tantangan yang dapat mengeksplorasi
potensi dan bakat yang dimilikinya. Kebutuhan akan penghargaan ini jika
dikelola dengan tepat dapat menimbulkan kinerja organisasi yang luar
biasa.
- Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan pada tingkatan tertinggi yakni kebutuhan akan
aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat
untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya
muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan
secara memadai.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Bila
pada level kebutuhan sebelumnya, individu biasa dimotivasi oleh
kekurangan, orang yang matang ini terutama dimotivasi oleh kebutuhannya
untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan kemampuan-kemampuan dan
kapasitas-kapasitasnya secara penuh. Bahkan menurut Maslow, istilah
motivasi kurang tepat lagi untuk diterapkan pada kebanyakan orang yang
berada di tahap aktualisasi diri. Mereka itu amat spontan, bersikap
wajar, dan apa yang mereka lakukan adalah sekedar untuk mewujudkan diri,
sekedar pemenuhan hidup sebagai manusia.
sumber: Mondy, R. W. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi 10, Jakarta: Erlangga dan http://id.m.wikipedia.org/
増加!
ReplyDeletebagus blognya ^.^
Makasih :)
ReplyDelete