Teori – Teori Manajemen
Ada 6 macam teori manajamen diantaranya:
§ Aliran klasik:
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian
dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian
dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
Prinsip Teori Manajemen
Aliran Klasik. Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi
industri di Inggris pada abad 18.
sumber: wikipedia.com |
Kelebihan:
Metode ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan
organisasi, selain organisasi industri.
a. Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
b. Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
c. Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untukmencari alternatif terbaik dalam melaksanakn suatu pekerjaan.
d. Manajemen klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap manajemen yang masih relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara menyeluruh mengenai sifat dari pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan melakukan pendekatan keputusan secara rasional semuanya adalah ide yang berguna dan maing-masing dikembangkan selama periode ini.
e. Beberapa konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di dalam rancangan organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui. Manajer seharusnya mengakui bahwa efisiensi dan produktivitas dapat diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi
a. Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
b. Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
c. Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untukmencari alternatif terbaik dalam melaksanakn suatu pekerjaan.
d. Manajemen klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap manajemen yang masih relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara menyeluruh mengenai sifat dari pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan melakukan pendekatan keputusan secara rasional semuanya adalah ide yang berguna dan maing-masing dikembangkan selama periode ini.
e. Beberapa konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di dalam rancangan organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui. Manajer seharusnya mengakui bahwa efisiensi dan produktivitas dapat diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi
Kelemahan:
a. Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.
b. Teori ini kurang melihat kebutuhan
sosial para pekerja dan tidak pernah melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi
karena kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang
mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik.
c. Manajer juga harus mengakui
keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari fokus sempitnya terhadap
efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari manajemen klasik
ialah prespektif tersebut menganggap remeh peran individu dalam organisasi
§ Aliran perilaku:
Aliran ini sering disebut juga aliran
manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia
dan perlunya manajemen memahami manusia.
Aliran perilaku muncul karena dalam pendekatan
klasik, efisiensi produksi dan keserasian kerja tidak dapat
dicapai. Para manajer masih menghadapi kesulitan dan frustasi karena
karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Oleh karena
itu dicari upaya untuk membantu manajer mengatasi masalah organisasi melalui
sisi perilaku karyawan.
Aliran perilaku memandang
organisasi pada hakikatnya adalah orang. Aliran ini memandang aliran klasik
kurang lengkap karena tidak mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dan
keharmonis an di tempat kerja. Manusia dalam organisasi
tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan tingkah lakukanya, karena sering
juga tidak rasional. Karena itu para manajer perlu dibantu dalam meng hadapi
manusia, antara lain dengan sosiologi dan psikologi.
§ Aliran manajemen Ilmiah:
Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu
statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan
kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah
manajemen.
Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen
modern adalah kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan dengan menggunakan cara kerja yang berdasarkan prinsip - prinsip atau
pedoman - pedoman keilmuan.
Adapun ciri - ciri manajemen
ilmiah atau modern adalah sebagai berikut :
- Menggunakan cara kerja keilmuan
dan prinsip - prinsip keilmuan sebagai hasil percobaan dan penyelidikan
yang ilmiah pula.
- Terdapat nasionalisasi yaitu
bekerja berdasarkan perhitungan - perhitungan atau pemikiran yang cermat
dan teliti, jadi meninggalkan cara kerja trial and error.
- Terdapat standarisasi yaitu
bekerja berdasarkan ukuran - ukuran ( standar - standar ) tertentu, baik
dalam cara kerja, waktu yang digunakan, maupun hasil produksi yang
diharapkan.
- Terjadi peningkatan
produktivitas sebagai hasil kerja yang efektif dan efisien
- Cara kerja dan hasil kerjanya
dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan kebutuhan jaman yang makin meningkat
§ Aliran analisis sistem:
Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah
yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan
yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan
(Jogiyanto Hartono, 1995).
Analisis sistem adalah suatu proses
mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa
persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem (Kristanto, 2003).
§ Aliran manajemen berdasarkan hasil:
Aliran manajemen berdasarkan hasil
diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini
memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi
kegiatan karyawan.
Manajemen berdasarkan hasil bertujuan untuk
mencapai hasil yang maksimal berdasarkan perjanjian yang jelas dan terukur
dibuat dimuka. Manajer menetapkan tujuan dan prioritas menentukan dan membuat
sumber daya yang tersedia yang diperlukan waktu, uang, dan kapasitas. Karyawan
memberikan waktunya, pengetahuan dan kemampuan dan menunjukkan dalam kondisi
yang dapat memberikan hasil yang diperlukan. Dengan demikian, ia mengambil
taggung jawab pribadi untuk mencapai hasil tersebut.
Proses manajemen berdasarkan hasil sebaiknya
top down dan bottom up dan terdiri dari langkah-langkah berikut :
o
Penetapan target: tujuan perusahaan jangka panjang
o
Menerjemahkan tujuan perusahaan dengan tujuan divisi dan individu
o
Hasil perjanjian berorientasi tentang tujuan
o
Implementasi, self kemudi dan pelaporan manajemen
o
Penilaian periodik, kontrol kemajuan dan penyesuaian
§ Aliran manajemen mutu:
Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran
pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
Manajemen
mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mutu dan merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi
yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek
dalam kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat
mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai
cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi
agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal
mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman
dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya
menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota
dalam organisasi.Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan dan
partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu
ada pada pimpinan puncak.
0 comments:
Post a Comment